Sistem Energi Tubuh Saat Berolahraga
Manusia dalam melakukan kegiatan/aktivitas setiap hari membutuhkan energi, baik untuk bergerak maupun untuk bekerja. Pada saat berolahraga, pernahkah kamu terfikirkan darimana energi kamu berasal? Atau apakah tubuh menggunakan energi yang sama pada saat mengangkat beban berat dan ringan? Bagaimana dengan latihan aerobik dengan beban, apakah kedua latihan tersebut menggunakan energi yang sama? Selanjutnya, apakah latihan dengan durasi yang lama menggunakan sumber energi yang sama pada saat kamu melakukan olahraga dengan durasi yang singkat?
Apabila pertanyaan tersebut pernah terlintas dalam pikiran kamu, ulasan blog ini akan memberikan kamu penjelasan tentang bagaimana tubuh kita mengakses energi tersebut, dan tipe energi apa saja yang dimiliki oleh tubuh.
Adenosin Trifosfat (ATP)
Mungkin kamu pernah mendengar senyawa organik Adenosin Trifosfat (ATP) yang diproduksi oleh tubuh. Ya, senyawa ini kita gunakan untuk menyimpan dan mentransfer energi saat kita beraktifitas terlebih ketika berolahraga. Saat kita melakukan aktifitas fisik, tubuh menggunakan ATP dan secara bersamaan memproduksi ulang (regenerasi) untuk penggunaan selanjutnya.
Tipe energi yang dihasilkan oleh ATP bergantung dari zat atau molekul pendampingnya; antara lain fosfokreatin (phosphate creatine – PC), glukosa, asam laktat, dan asam piruvat yang dari berasal dari karbohidrat. Ketika ATP berdampingan dengan zat di atas, tubuh akan mengalami tiga proses metabolik yang berbeda, yaitu sistem Adenosin Trifosfat – Fosfokreatin (ATP-PC), Glikolisis, dan Oksidatif.
1. Sistem Adenosin Trifosfat – Fosfokreatin (ATP-PC)
Sistem energi ATP-PC merupakan sistem alactik yang mana tubuh menggunakan fosfagen, dengan cara memisahkan ATP dan fosfokreatin yang akhirnya dapat digunakan oleh tubuh. Sistem energi ini memiliki proses paling sederhana sehingga mudah diakses oleh tubuh pada saat mulai berolahraga. Selain itu, sistem ATP-PC merupakan proses metabolik yang dipilih oleh tubuh ketika tubuh melakukan aktivitas dengan intensitas yang tinggi, seperti lari cepat atau mengangkat beban maksimal 1-3 repetisi. Walaupun sistem energi ini dapat melakukan olahraga dengan intensitas yang tinggi, daya tahan sistem ini hanya dapat berlangsung 10-15 detik.
2. Glikolisis
Glikolisis merupakan sistem energi anaerobik (tidak disertai oksigen) menggunakan glikogen pada otot. Clark dan rekannya menjelaskan bahwa sebelum glukosa atau glikogen digunakan dalam sistem ini, zat tersebut harus dirubah dalam bentuk glukosa-6-fosfat. Tergantung dari kemampuan individu mempertahankan kadar oksigen pada saat melakukan olahraga, proses metabolik ini dapat menghasilkan asam laktak apabila tidak adanya oksigen, dan asam piruvat apabila kadar oksigen terpenuhi. Sistem energi glikolisis menghasilkan energi lebih dibandingkan dengan ATP-PC, yaitu berkisar 30-50 detik; contohnya, olahraga dengan skema repetisi 8 sampai 12.
3. Oksidatif
Sistem energi oksidatif merupakan proses metabolik aerobik yang mana membutuhkan oksigen pada saat memproduksi ATP. Sistem energi ini terbagi menjadi tiga proses, yaitu Aerobik Glikolisis, Krebs Cycle (siklus Krebs), dan Electron Transport Chain (Rantai Transport Elektron). Sistem oksidatif, pada dasarnya, adalah lanjutan dari sistem glikolisis yang mana tubuh menggunakan glikogen dengan disertainya kadar oksigen yang cukup, yang menyebabkan tubuh menghasilkan asam piruvat. Zat ini kemudian digunakan dalam sistem oksidatif yang pertama, yaitu aerobik glikolisis, dimana asam piruvat dirubah menjadi molekul Acetyl Coenzym A – acetyl CoA (koenzim asetil).
Molekul ini kemudian digunakan dalam sistem siklus Krebs, dimana karbon dioksida dan hidrogen mulai terproduksi. Ion hidrogen yang dihasilkan oleh siklus krebs selanjutnya dikirim ke rantai transpor elektron, dimana tubuh mulai menghasilkan keringat. Uniknya, ketika kadar glikogen dalam tubuh menurun, sistem oksidatif dapat mengubah lemak menjadi asam acetyl CoA sehingga dapat melanjutkan proses siklus krebs. Oleh sebab itu, sistem oksidatif memiliki daya tahan paling lama dibandingkan sistem energi yang lainnya. Olahraga aerobik seperti lari dan sepeda menggunakan sistem energi ini.
Mari Aplikasikan!
Aplikasi penggunaan energi sistem ini sangatlah bergantung terhadap intensitas olahraga dan waktu. Tubuh akan menggunakan ATP-PC pada awal berolahraga karena proses metaboliknya yang sederhana dan mudah diakses oleh tubuh. Sebaliknya, tubuh membutuhkan waktu untuk dapat mengakses sistem oksidatif, terlebih ketika kita menginginkan digunakannya lemak sebagai sumber energi. Untuk mengoptimalkan sistem energi tubuh, lakukanlah olahraga yang bersifat aerobik setelah kamu melakukan latihan anaerobik kamu.