Pola Hidup Sehat Bisa Meminimalisir Badai Sitokin

Kalau kamu ingat beberapa waktu lalu public figure yang dikenal terkenal dengan gaya hidupnya yang sehat, Deddy Corbuzier, pamit dari media sosial. Baru-baru ini, dia kembali lagi dengan membawa kabar dia baru sembuh dari COVID-19.

Pada akun media sosialnya, Deddy membagikan kalau dia berhasil melewati badai sitokin sebagai efek dari COVID-19, dan keberhasilannya itu dikarenakan gaya hidup sehat yang dijalaninya. 60 persen paru-parunya rusak, namun kerusakan itu tidak menurunkan tingkat oksigen dalam darahnya. Itu semua karena pola hidup sehat yang dijalaninya. Benarkah pola hidup sehat bisa meminimalisir efek badai sitokin?

Hidup Sehat Menurunkan Risiko Peradangan

Badai sitokin terjadi ketika imun memberikan respon hiperaktif yang ditandai dengan pelepasan interferon, interleukin, faktor tumor-nekrosis, kemokin, dan beberapa mediator lainnya. Mediator ini adalah bagian dari respon imun bawaan yang diperlukan untuk pembersihan agen infeksi.

Jika mediator ini dikeluarkan terlalu banyak, hal ini yang dapat membuat paru-paru menjadi padat dan kaku. Peradangan ini membuat fungsi paru-paru menurun sehingga orang yang mengalaminya sulit bernapas. Itulah sebabnya, penyintas COVID-19 yang mengalami badai sitokin memerlukan bantuan oksigen.

Badai sitokin adalah komplikasi yang tidak hanya terjadi pada penyintas COVID-19, tetapi juga infeksi pernapasan lainnya seperti SARS, MERS, dan penyakit tidak menular seperti multiple sclerosis dan pankreatitis.

Remaja, anak-anak, dan orang muda lainnya biasanya tidak mengalami badai sitokin karena sistem kekebalan tubuhnya yang masih terbentuk dengan baik. Jika mereka yang berada pada kategori usia ini mengalami badai sitokin, tingkat sitokin pemicu peradangannya jauh lebih rendah.

Lantas, apakah benar pola hidup sehat bisa meminimalisir badai sitokin? Sejauh ini, belum ada penelitian yang bisa membuktikan secara valid kalau pola hidup sehat bisa menurunkan risiko badai sitokin.

Hanya saja seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, badai sitokin ini erat kaitannya dengan peradangan. Itulah sebabnya, orang yang sudah mengalami peradangan sebelumnya karena penyakit bawaan seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung lebih berisiko ketika terinfeksi COVID-19.

Mereka yang menjalankan pola hidup sehat tidak mengalami peradangan karena gaya hidup yang sudah mereka lakoni sebelumnya. Ketika infeksi apa pun menyerang, termasuk COVID-19, tubuh mereka lebih kuat dalam menghadapinya. Hal ini juga termasuk ketika komplikasi seperti badai sitokin menyerang.

Pola Hidup Sehat dapat Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Faktanya, makanan memiliki pengaruh yang besar terhadap daya tahan tubuhmu. Jika kamu belum bisa menjalani pola hidup sehat yang dilakukan Deddy Corbuzier, mulailah pelan-pelan mengubah pola makan menjadi lebih sehat.

Misalnya dengan meningkatkan asupan makronutrien. Makronutrien (protein, lemak dan karbohidrat) berperan dalam menjaga sistem kekebalan tubuh kita tetap sehat. Antibodi adalah protein sehingga jika seseorang tidak makan cukup protein, sistem kekebalannya akan melemah.

Sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi optimal dengan mencukupi asupan protein lengkap, dari produk hewani atau protein nabati yang menyediakan semua asam amino esensial.

Tidak lupa juga, lengkapi dengan asupan karbohidrat. Hindari asupan karbohidrat olahan berlebihan. Sebaiknya, pilihlah karbohidrat kaya serat yang menjadi sumber energi baik dalam tubuhmu. Serat membantu produksi bakteri sehat di usus besar, yang melindungi seluruh saluran pencernaan.

Bakteri sehat di dalam usus besar juga menghasilkan zat yang dapat menyebar ke seluruh tubuh untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus. Pastinya, pola makan sehat saja tidak cukup. Kamu juga perlu bergerak aktif dengan aktif berolahraga. Selain itu, kelola stres dengan baik untuk menjaga kesehatan  mental. Yuk, tetap jaga kesehatan fisik dan kewarasa, ya.

 

No ratings yet.

Please rate this